Sunday, March 31, 2013


Lu’liyatul Mutmainah
12820029

JUDUL BUKU          : PASANG SURUT PERADABAN ISLAM DALAM LINTAS SEJARAH
PENGARANG           : FADIL SJ
PENERBIT                 : UIN MALANG PRESS
TAHUN TERBIT       : 2008
KOTA TERBIT          : MALANG
TEBAL                       : 282 halaman, 21 cm
Resensi Buku:

Islam sebagai agama yang termasuk pesat dalam perkembangannya di dunia memiliki lika-liku dan pasang surut yang cukup mengundang perhatian ahli sejarah dunia. Termasuk bagi salah satu Dosen UIN Malang Fadli SJ di dalam bukunya yang berjudul “PASANG SURUT PERADABAN ISLAM DALAM LINTASAN SEJARAH”. Buku ini membahas secara sistematis tentang perkembangan peradaban Islam dari masa Rasulullah, Khalifah, Daulah Umayyah, Abbasiyah yang tergolong dalam zaman keemasan(The Golden Age of Islam), hingga masa keruntuhan akibat konflik politik dan kekuasaan dilanjutkan dengan pembaharuan peradaban Islam.

Buku ini juga mengulas banyak pendapat mengenai arti dari sejarah, kebudayaan dan peradaban yang sesuai dalam menapak tilas sejarah Islam sehingga tidak terjadi kecacatan sejarah. Sejarah merupakan ilmu untuk mempelajari peristiwa di masa lalu dengan sudut pandang tidak hanya dari keadaan situasi sekarang, kebudayaan mencakup ranah lebih luas, sedangakan kebudayaan yang sudah maju disebut peradaban, yang memiliki arti lebih spesifik, mencakup unsur dari kebudayaan. Sehingga kebudayaan meliputi peradaban tetapi tidak sebaliknya. Beberapa pendapat mengungkapkan bahwa kebudayaan Islam tidak mungkin dapat diterapkan seratus persen di muka bumi ini.

Penjelasan secara rinci mengenai proses peletakan nilai-nilai keislaman di satiap zaman kepemimpinan di masa khalifah, pandangan politik, sistem ekonomi, dan segala regulasi pemerintahannya merupakan daya tarik sendiri bagi pembaca yang termasuk awam dalam hal sejarah karena kemudahan penalaran bahasa yang digunakan. Mengungkapkan sisi keistimewaan kebudayaan Islam termasuk dalam firman-firman Allah yang tertuang dalam al-Qur’an menunjukkan bahwa Allah menaruh perhatian tentang pentingnya mempelajari sejarah untuk perbaikan di masa yang akan datang sebagai hikmahnya.

Lintasan sejarah dari peradaban Arab pra Islam, pembinaan peradaban Islam, masa pertumbuhan dan perkembangan oeradaban Islam, puncak kejayaan peradaban Islam, kemunduran peradaban Islam hingga pembaharuan peradaban Islam. Perjalanan sejarah Islam dibagi menjadi tiga secara garis besar menurut versi Nourouzzaman Shiddiqie, yaitu: pertama, periode klasik, yang dimulai sejak Rasulullah hingga masa Dinasti abbasiyah pada tahun 650 H/1258 M dengan prestasi yang luar biasa. Kedua, periode pertengahan, sejak runtuhnya Dinasti Abbasiyah hingga abad ke 11 H/17 M diwarnai dengan kekuasaan politik yang terpecah dan saling memusuhi. Ketiga, periode Modern, sejak abad ke 12 H/18 M sampai sekarang, di periode ini umat Islam tidak memiliki kekuatan politik yang disegani.

Pembahasan mengenai peradaban Arab pra Islam meliputi keadaan geografis yang berbatasan dengan air di tiga sisinya, struktur masyarakat dengan dua kelompok Arab yaitu Arab Ba’idah yang telah punah dan Arab Baqiyah yang masih survive hingga sekarang serta 10 departemen yang dibangun oleh Abdul Muthalib , keagamaan yang dimulai dari agama hanif(ketauhidan) yang disebut dalam al-Qur’an kemudian terjadi penyimpangan yang disebut agama watsaniyah serta berbagai kepercayaan terhadap berhala-berhala dan tempat-tempat yang dikeramatkan , watak bangsa Arab baik negatif(kejam, pendendam, pemabuk dan penjudi) maupun positif( kedermawanan, keberanian dan kepahlawanan), dan pembahasan terakhir tentang peradabannya dengan kerajaan yang besar dan makmur di selatan Jazirah Arab oleh Arab Qathaniyah, sementara itu peradaban non-material lebih banyan disebutkan seperti syair-syair jahili, prosa, khithabah, amtsal, ansab, tenun, ramalan dan sebagainya. Modal utama dari peradaban non-material adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi.

Dalam pembahasan bab III mengenai pembinaan peradaban Islam terdapat dua sub bab yaitu latar belakang pembinaan peradaban Islam dan proses Islamisasi peradaban bangsa Arab melalui perombakan unsur-unsur budaya jahiliyah di Mekkah yang diarahkan dan diwarnai dengan nilai keislaman hingga diubah dalam bentuk yang benar-benar Islam. Di Madinah, Rasulullah membina masyarakat melalui “Perjanjian Aqobah” dan kebijakan-kebijakan lainnya.

Sepeninggal Rasulullah, pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dilanjutkan oleh para khalifah hingga akhir masa Daulah Abbasiyah. Hal ini dibarengi dengan perluasan wilayah kekuasaan, kemajaun teknologi dan keilmuan serta munculnya berbagai aliran dalam Islam. sementara itu, puncak kejayaan peradaban Islam berlangsung sekitar abad ke 9 M/ 2 atau 3 H hingga abad ke 13 M/ 6 atau 7 H pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah di Baghdad dan Bani Umayyah di Cordoba(Spanyol). Kebhineka tunggal ika-an dalam berbagai aspek peradaban di masa inilah yang memicu kejayaan umat Islam. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dengan para pemikir filsafat keilmuan dan kemajuan pemerintahan dengan diwan-diwan yang dibentuk. Perbandingan Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah antara lain, Umayyah berkarakter sosial Arabis, dominasi etnis Arab, pelaksana pemerintah adalah khalifah, kemajuan politik-militer, lama berkuasa 89 tahun, akhir kekuasaan karena revolusi Abbasiyah. Sedangkan Dinasti Abbasiyah berkarakter sosial kosmopolitanis, dominasi etnik Arab-Persia, pelaksana pemerintah Wazir, kemajuan selain dibidang politik-militer juga ekonomi-intelektual, berkuasa selama 500 tahun dan berakhir karena serbuan Hulagu Khan.

Kemunduran peradaban Islam tampak saat jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol, dan jatuhnya Cordoba ke tangan penguasa Kristen di Barat pada abad ke 13 M. Penjelasan yang sistematis dilengkapi dengan ilustrasi gambar dan tabel yang membantu dalam membandingkan dan menganalisis faktor pemicu kemajuan maupun kemunduran peradaban Islam. Beberapa aspek kemajuannya adalah dalam bidang pengetahuan dan keilmuwan pada masa Harun al-Rasyid, bidang ekonomi dan perdagangan, perluasan wilayah hingga Byzantium dan lain sebagainya. Ada tiga hal penyebab kemundurannya menurut M. Syarif. Pertama, perbedaan penanaman pemikiran filsafat, Ghazali melebur dalam mega alam Tasawuf, semantara Ibnu Rasyid masuk kedalam paham materialisme karena sukses di Barat. Kedua, para khalifah dan amir Islam melalaikan ilmu pengetahuan dan peradaban sementara para ilmuan Barat sedang gencarnya menciptakan peradaban dan teknologi. Ketiga, banyaknya pemberontakan yang menimpa dunia Islam karena faktor politik, kekuasaan, dan serangan dari pihak eksternal.

Buku ini mengilustrasikan dekadensi para pemimpinlah yang menjadi akar dari kehancuran kejayaan Islam yang telah diraih. Kemewahan yang dinikmati para amir, kesombongan dan keangkuhan serta berputarnya uang hanya di kalangan orang kaya saja itulah potret kezaliman yang bertolak belakang dengan kepemimpinan nabawiyah.
Setelah kemunduran peradaban Islam, muncul ide untuk mengadakan pembaharuan dalam berbagai segi, dimulai pemikiran dan pembaharuan sebelum periode modern dan pada periode modern di Turki, Mesir dan India. Pada masa modern secara garis besar dikategorikan  ada tiga pola gerakan pembaharuan, yaitu dengan orientasi peradaban Barat, Islam murni dan nasionalisme yang pada akhirnya bertemu dalam suatu wadah pembangunan dan pendidikan nasional di masing-masing negara.
Buku ini sangat bagus jika digunakan oleh pembaca yang mencari referensi dengan bahasa yang popluler dan sistematis, namun di sisi lain ada beberapa teks yang tidak ditulis secara konsisten seperti syair-syair ditulis sya’ir-sya’ir pada paragraf lain, Allah SWT yang ditulis Allah swt, dan ada beberapa halaman yang tidak sempurna dalam pencetakannya sehingga pembaca kehilangan beberapa informasi, selain itu tidak ada kesimpulan maupun ringkasan secara singkat di akhir buku ini sehingga pembaca tidak dapat melihat pola pikir yang dikembangkan penulis secara eksplisit.


No comments:

Post a Comment