REFLEKSI ATAS PERBANKAN SYARIAH SEBAGAI ILMU
Perbankan
pertama kali dikenalkan oleh sistem kapitalis yang akhirnya di terapkan oleh semua
negara di dunia ini, baik dengan cara adaptasi maupun adopsi, termasuk
Indonesia. Sebagai negara muslim, bagaimana Islam sebagai agama yang banyak
dianut oleh penduduknya melihat perbankan yang dikenal ribawi dan tidak sesuai
dengan prinsip ekonomi islam. Pertanyaan ini pada akhirnya terjawab ketika
Indonesia mendirikan Bank Muamalat yang mulai beroperasi pada tahun 1992, bahwa
Islam memiliki sistem tersendiri dalam ranah perbankan, cara yang digunakan
lebih bersifat adaptasi dan bukan adopsi secara mutlak perbankan dengan sistem
kapitalis.
Perbankan
syariah adalah istilah yang mulai dikenalkan di Indonesia pada rezim Soeharto,
meskipun di negara lain menggunakan istilah perbankan Islam(Islamic banking).
Perbankan syariah sebagai ranah keilmuwan membawa para pihak yang ada di
dalamnya mulai berpikir secara mendalam bagaimana menerapkan prinsip islam
dalam praktik perbankan. Banyak sekali pengetahuan-pengetahuan baru baik yang
telah teruji kebenarannya maupun yang belum atau saat ini sedang dalam proses
pengujian melalui percobaan-percobaan maupun berdasarkan data empirik di
masyarakat.
Perbankan Syariah
merupakan salah satu lembaga keuangan yang menyediakan jasa penyimpanan,
pembiayaan dan jasa keuangan lainnya baik dalam rangka mencari keuntungan
maupun sosial dengan berlandaskan prinsip syariat(hukum) Islam berlandaskan Al-qur’an
dan Hadits.
Kita semua
menyadari bahwa praktik perbankan syariah saat ini belumlah mencapai titik
maksimal apalagi sesuai dengan harapan para umat islam pada umumnya,
pertanyaannya adalah mengapa hal ini bisa terjadi?. Tentu saja, dibandingkan
dengan perbankan konvensional, perbankan syariah ibarat hanya sebatas sebiji
jagung dari satu hektar lahan jagung yang subur. Pemikiran yang telah tertancap
pada seluruh warga dunia adalah kapitalis, yang telah memiliki banyak
literatur, penelitian, konsep-konsep dari para ahli yang hingga sampai saat ini
masih dapat kita gunakan dan rasakan manfaatnya.
Bagaimana dengan
perbankan syariah itu sendiri?, jika perbankan syariah ingin dapat mengambil
alih sistem perbankan saat ini hingga menjadi satu-satunya solusi krisis
ekonomi dunia, maka jawabannya adalah dengan kemajuan dibidang kajian dan
keilmuannya. Karena kajian dan keilmuan yang dilakukan terus menerus secara
empiris dan realita di masyarakat akan lebih dapat dipertanggungjawabkan dari
pada dengan berbagai fatwa maupun regulasi yang sulit dipahami dan diterapkan
oleh masyarakat dengan kondisi dan latar belakang beragam.
Perbankan
syariah tidak hanya sebagai perbankan yang menganut nilai keislaman, lebih dari
itu, perbankan syariah dapat menjadi bukti kebangkitan peradaban islam yang
telah surut beberapa dekade yang lalu dengan melakukan apa yang telah para
pemikir muslim lakukan terlebih dahulu, sehingga sebagai umat Islam kita tidak
harus mencari literatur dari pemikir barat untuk mengkaji wacana keilmuan islam
termasuk dalam perbankan syariah.
Islamization of
Knowledge atau Sains Islam menjadi satu keharusan dan bahkan kewajiban atas
bergulirnya inovasi Perbankan Syariah hngga pelbagai lembaka keuangan Syariah
lainnya(http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com. Sic!). Setelah euforia masyarakat dunia
mengenai ketahanan Indonesia terhadap krisis pada tahun 1998, membuat industri
perbankan syariah Indonesia menjadi topik yang sangat menarik terutama dalam
kajian keilmuan, sehingga saat ini hampir semua universitas mulai membuka
fakultas yang khusus mempelajari perbankan syariah guna mencetak sumber daya
manusia yang berkualitas untuk menghadapi arus globalisasi, salah satunya
Masyarakat Ekonomi Asean 2015 nanti. Hal yang tidak boleh luput dari perhatian
pemerintah dalam hal ini adalah pendidikan mengenai perbankan syariah tidak
hanya untuk sekedar mencetak sumber daya insani yang berkualitas saja,
melainkan untuk lebih mengembangkan sistem perbankan syariah seperti apa yang
sesuai dengan keadaan Indonesia dengan pemerintahan seperti ini dan bermanfaat
bagi dunia secara umum agar lebih aplikatif.
No comments:
Post a Comment